Kamis, 30 Juni 2011

Borobudur Bercerita


DENGAN waktu tempuh sekitar 1,5 jam atau berjarak 40 kilometer dari Kota Gudeg Yogyakarta, Candi Borobudur, salah satu bangunan yang termasuk dalam tujuh keajaiban dunia, dapat dicapai wisatawan dengan mudah.

Sebab itu, bila berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa untuk mampir ke candi budha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini. Namun seiring dengan perjalanan waktu, popularitas Borobudur semakin terasa mengalami penurunan. Tapi tetap saja candi yang dibangun antara tahun 750 dan 850 Masehi ini, sangat layak untuk dikunjungi.

Pasalnya selain karena keindahannya dengan relief yang tiada duanya di dunia, candi yang dibangun pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra ini menyimpan banyak sejarah masa lalu. Dapat dikatakan setiap benda yang ada di Candi Borobudur, menceritakan banyak hal di masa lampau.

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara. Yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.

Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha", yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur".

Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat, bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah Raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M.

Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Gri Kahulunan (Pramudawardhani), untuk memelihara Kamulan yang disebut Bhumisambhara.

Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.

Sepuluh pelataran yang dimiliki Borobudur menggambarkan secara jelas filsafat Mahayana. Bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Struktur bangunan Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa lem. Selain wisata candi hal lain yang ada di Borobudur adalah Museum Rekor Indonesia, Manohara Center, serta museum Borobudur. Jadi silakan memilih, mau wisata sejarah, menikmati indahnya pemandangan atau mau kedua-duanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar